A. Identitas artikel
1. Judul : Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi Resources Tbk
2. Penulis : Marsel Pongoh
3. Jurnal : EMBA
4. Volume : 1
5. Tahun : 2013
6. Nomor : 3
7. Halaman : 669 – 679
LATAR
BELAKANG
akan
secara positif memengaruhi penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya
dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya
lainnya yang akan meningkatkan efisensi pasar secara keseluruhan.
Pencatatan
pengeluaran dan penerimaan setiap akhir periode akuntansi dinyatakan perusahaan
dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan arus kas. Laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan
mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca dapat diketahui atau akan diperoleh
gambaran tentang posisi keuangan, sedangkan analisa terhadap laporan rugi laba
akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang
bersangkutan. Laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai sarana
evaluasi dari pekerjaan bagian akuntansi, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai sarana evaluasi saja tetapi juga sebagai dasar
untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana
dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil
keputusan. Nilai yang tercantum dalam laporan keuangan selalu berubah-ubah
setiap periodenya, atau selalu mengalami penambahan dan pengurangan. Perubahan
nilai yang ada dalam laporan keuangan akan berpengaruh di dalam mengambil
keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan sangat berarti bagi pihak-pihak
yang berkepentingan misalnya pemilik perusahaan, pemasok, investor, pegawai,
pemerintah (khususnya dalam hal perpajakan). Laporan keuangan dapat berarti
bagi pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan
dari berbagai pos-pos dalam suatu laporan keuangan yang sering disebut analisis
laporan keuangan. Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan
gambaran kinerja keuangan mengenai perkembangan perusahaan dan keberlanjutan
perusahaan tersebut melakukan usahanya. Analisa rasio adalah menggambarkan
suatu perbandingan antara jumlah tertentu (dari neraca atau rekening rugi laba)
dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk
dapat menentukan tingkat likuiditas, rentabilitas, aktivitas suatu badan usaha.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bumi Resources Tbk
berdasarkan analisis rasio likuiditas, rentabilititas, dan solvabilitas.
METODE
PENELITIAN
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian
ini merupakan penelitian komparatif, dengan melakukan perbandingan (komparasi)
kinerja perusahaan PT. Bumi Resources Tbk dari tahun 2009-2011 dengan
menggunakan analisis rasio keuangan diantaranya rasio
rentabilitas,likuiditas,dan solvabilitas.
Tempat dan
Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT. Bumi
Resources Tbk melalui situs-situs resmi perusahaan. Penelitian dilakukan pada
bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.
Prosedur
Penelitian
1. Mengumpulkan teori–teori yang berhubungan dengan analisis laporan
keuangan.
2. Mencari data yang akan digunakan, dalam hal ini yaitu laporan keuangan
PT Bumi resources Tbk.
3. Menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan.
4. Memberikan
kesimpulan dan saran sehingga dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan.
Populasi
dan Sampel
Populasi
adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009 : 118). Populasi dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan PT. Bumi Resources Tbk. Sampel adalah suatu himpunan
bagian (subset) dari unit populasi. Dalam penelitian ini sampel yang
diambil yaitu laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan selama tiga tahun
terakhir yaitu tahun 2009, tahun 2010, dan tahun 2011.
Metode Analisis Data
Metode
yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif,
ialah menjelaskan hasil penelitian yang berupa data-data laporan keuangan yang
berhubungan terhadap kinerja perusahaan. Data berupa informasi akuntansi yang
digunahkan oleh pihak manajemen dalam bentuk laporan keuangan yang kemudian
akan dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperlukan dan
dapat menunjukan informasi mengenai rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Dalam melaksanakan
penelitian ini, di lakukan dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang
telah di publikasikan.
Tabel
1. Laporan Keuangan Bumi Resources TBK
Dalam Jutaan
Rupiah
|
|||||
2009
|
2010
|
2011
|
|||
Total
Asset
|
55,933,615
|
63,363,659
|
66,814,128
|
||
Current Asset
|
17,362,616
|
23,161,472
|
23,406,190
|
||
Cash and Cash
eq.
|
477,036
|
2,066,633
|
626,507
|
||
Trade
Receivables
|
1,725,781
|
1,660,711
|
3,221,833
|
||
Inventories
|
1,305,157
|
1,066,485
|
1,425,051
|
||
Non Current
Asset
|
30,570,997
|
40,202,107
|
43,407,930
|
||
Fixed Asset Net
|
8,196,568
|
7,397,292
|
8,201,277
|
||
Deffered Tax
Assets
|
1,986,729
|
n.a
|
n.a
|
||
Other Assets
|
860,697
|
670,983
|
830,298
|
||
Liabilities
|
48,493,247
|
51,506,526
|
57,960,099
|
||
Current
Liabilities
|
15,886,176
|
12,277,283
|
23,044,376
|
||
Trade Payables
|
1,749,840
|
999,456
|
1,561,480
|
||
Taxes Payable
|
2,068,089
|
1,978,105
|
1,925,884
|
||
Accrued Expenses
|
1,382,464
|
1,874,256
|
2,409,415
|
||
Non Current
Liabilities
|
32,607,072
|
39,229,243
|
34,915,724
|
||
Shareholder
Capital
|
7,440,367
|
11,857,133
|
10,667,629
|
||
Revenue
|
34,451,217
|
26,315,998
|
36,281,598
|
||
Cost Of Good
Sold
|
23,963,687
|
17,644,829
|
21,825,408
|
||
Gross Profit
|
10,487,530
|
8,671,170
|
14,456,190
|
||
Operating
Expense
|
4,488,002
|
2,812,562
|
4,261,406
|
||
Operating
Profit
|
5,999,528
|
5,858,607
|
10,194,784
|
||
Other Income
(Expense)
|
(1,133,570)
|
(1,088,754)
|
(4,767,123)
|
||
Profit and
Loss before Taxes
|
4,865,958
|
4,769,853
|
5,427,661
|
||
Comprehensive
Profit
|
1,790,218
|
2,392,058
|
1,950,547
|
||
Pembahasan
1. Analisis Rasio Keuangan
A. Rentabilitas
a.
Gross profit margin
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok.
Tabel
2 Gross Profit Magin PT. Bumi Resources, Tbk.
Tahun
|
Penjualan (a)
|
Laba Kotor (b)
|
Gross Profit
Margin (c) = b : a
|
Gross Profit
Margin (%)
|
2009
|
34,251,217
|
10,487,530
|
0,30
|
30%
|
2010
|
26,315,998
|
8,671,170
|
0,32
|
32%
|
2011
|
36,281,598
|
14,456,190
|
0,39
|
39%
|
Tabel
2 diketahui pada tahun 2009 sebesar 30% dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan
nilai rasio menjadi 32%, meskipun terjadi penurunan dalam volume penjualan,
tetapi gross profit margin mengalami peningkatan karena naiknya harga komoditas
batu bara. Sedangkan pada tahun 2011 Gross Profit Margin ratio mengalami
kenaikan 7% mengikuti trend perkembangan dari komoditas batu bara yang
meningkat.
b.
Return on investment (ROI)
ROI
mengukur kemampuan perusahaan dengan menghitung jumlah aktiva yang digunakan
dalam opersai perusahaan untuk menghasilkan laba.
Tabel
3 Return On Investment PT. Bumi Resources, Tbk.
Tahun
|
Total Aktiva (a)
|
Laba Bersih
Sesudah Pajak (b)
|
Return On
Investment (c) = b : a
|
ROI (%)
|
2009
|
55,933,615
|
1,790,218
|
0,032
|
3,2%
|
2010
|
63,363,659
|
2,392,058
|
0,037
|
3,7%
|
2011
|
66,814,128
|
1,950,547
|
0,029
|
2,9%
|
Tabel
3 diketahui tahun 2009 sebesar 3.2% dan pada tahun 2010 nilai rasio ini
mengalami peningkatan dari 3,2% menjadi 3,7%. Peningkatan ini terjadi karena
peningkatan nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil dari peningkatan nilai
total aktiva. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi
2,9%. Penurunan ini terjadi karena nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil
dari peningkatan nilai total aktiva.
c.
Return on equity (ROE)
ROE
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Tabel
4 Return On Equiy PT. Bumi
Resources Tbk
Tahun
|
Total Modal (a)
|
Laba Bersih
Sesudah Pajak (b)
|
Return On Equity
(c) = b : a
|
ROE (%)
|
2009
|
7,440,367
|
1,790,218
|
0,2406
|
24,06%
|
2010
|
11,857,133
|
2,392,058
|
0,2017
|
20,17%
|
2011
|
10,667,629
|
1,950,547
|
0,1828
|
18,28%
|
Tabel
4 diketahui pada tahun 2008 sebesar 24,06% dan pada tahun 2009 nilai rasio ini
menurun menjadi 20,17% ini terjadi karena terjadi peningkatan pada nilai laba
bersih sesudah pajak lebih kecil dari pada peningkatan nilai total modal.
Sedangkan pada tahun 2011 juga terjadi penurunan nilai rasio yang drastis
menjadi 18,28% akibat terus menurunnya nilai laba bersih sesudah pajak.
d.
Net profit margin
Net
profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Tabel
5 Net profit Margin PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
|
Penjualan (a)
|
Laba Bersih (b)
|
Net Profit
Margin (c) = b : a
|
NPM (%)
|
2009
|
34,451,217
|
1,790,218
|
0,05
|
5%
|
2010
|
26,315,998
|
2,392,058
|
0,09
|
9%
|
2011
|
36,281,598
|
1,950,547
|
0,05
|
5%
|
Hasil
perhitungan tabel 5 diketahui pada tahun 2009 sebesar 5 % dan pada tahun 2010
terjadi peningkatan nilai rasio sebesar 4% menjadi 9 % sedangkan pada tahun
2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 5 %. Penurunan ini terjadi akibat
menurunnya nilai laba bersih sedangkan penjualan terjadi peningkatan.
B. Likuiditas
a.
Current ratio
Current
ratio menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar suatu perusahaan.
Tabel 6 Current Ratio PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
|
Hutang Lancar
(a)
|
Aktiva Lancar
(b)
|
Current ratio
(c) = b : a
|
2009
|
15,886,176
|
17,362,618
|
1,09
|
2010
|
12,277,283
|
23,161,472
|
1,88
|
2011
|
23,044,376
|
23,406,190
|
1,01
|
Tabel
6 menunjukan bahwa tahun 2009 sebesar 1,09 dan tahun 2010 terjadi peningkatan
pada nilai rasio yang naik menjadi 1,88. Peningkatan ini terjadi karena nilai
pada nilai aktiva lancar yang jauh lebih besar dari peningkatan nilai hutang
lancar. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan rasio menjadi 1,01. Hal ini
tejadi karena hutang lancar perusahaan yang bertambah drastis.
b.
Quick ratio
Rasio
ini merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lan car
tanpa memperhitungkan persediaan.
Tabel
7 Quick Ratio PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
|
Hutang Lancar
(a)
|
Aktiva Lancar
(b)
|
Persediaan (c)
|
Quick Ratio (d)
= b – c : a
|
2009
|
15,886,176
|
17,362,618
|
1,305,157
|
1,01
|
2010
|
12,277,283
|
23,161,472
|
1,066,485
|
1,79
|
2011
|
23,044,376
|
23,406,190
|
1,425,051
|
0,95
|
Tabel
7 diketahui pada tahun 2009 sebesar 1,01 kali. Dan pada tahun 2010 terjadi
peningkatan pada nilai rasio menjadi 1,79, peningkatan ini terjadi karena
terjadi penurunan yang pada nilai hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2011
terjadi penurunan pada nilai rasio menjadi 0,95 ini disebabkan adanya peningkatan
nilai hutang lancar yang sangat besar sedangkan nilai aktiva lancar yang tidak
begitu mengalami perubahan
c.
Cash ratio
Cash
ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia
untuk membayarkan hutang. Pada tahun 2009 sebesar 0,03 hal tersebut menunjukkan
rasio kas yang kurang baik. Dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan nilai rasio
yang drastis menjadi 0,16. Peningkatan ini terjadi disebabkan oleh adanya
peningkatan nilai yang sangat besar pada nilai kas dan setara kas serta
penurunan pada bagian hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi
penurunan nilai rasio menjadi 0,027.
d.
Inventory to net working capital
Rasio
ini digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang
ada dengan modal kerja perusahaan
Tabel
8 Inventory to Net Working Capital PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
|
Persediaan (a)
|
Aktiva lancar
(b)
|
Hutang lancar
(c)
|
Inventory to NWC
(d) = a : b – c
|
2009
|
1,305,157
|
17,362,618
|
15,886,176
|
0,88
|
2010
|
1,066,485
|
23,161,472
|
12,277,283
|
0,09
|
2011
|
1,425,051
|
23,406,190
|
23,044,376
|
3,93
|
Tabel
8 diketahui pada tahun 2009 nilai rasio ini adalah 0,88. Dan pada tahun 2010
terjadi penurunan nilai rasio menjadi 0,09. Penurunan nilai rasio ini terjadi
akibat menurunnya nilai persediaan Sedangkan pada tahun 2011 terjadi
peningkatan nilai rasio menjadi 3,93.
C. Solvabilitas
a.
Debt ratio
Debt
to ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Tabel
9 Debt ratio PT. Bumi Resources
Tahun
|
Total Aktiva (a)
|
Total Hutang (b)
|
Debt Ratio (c) =
b : a
|
DR (%)
|
2009
|
55,933,615
|
48,493,247
|
0,86
|
86%
|
2010
|
63,363,659
|
51,506,526
|
0,81
|
81%
|
2011
|
66,814,128
|
57,960,099
|
0,86
|
86%
|
Hasil
perhitungan Tabel 9 diketahui pada tahun 2009 nilai rasio adalah 86% dan pada
tahun 2010 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 81%. Penurunan nilai rasio ini
terjadi karena peningkatan nilai total aktiva lebih besar dari pada peningkatan
nilai total hutang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada nilai
rasio menjadi 86 %.
b.
Debt to equity ratio
Debt
to equity ratio adalah rasio yang membandingkan hutang
perusahaan dengan total ekuitas.
Tabel
10 Debt To Equity Ratio PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
|
Total Modal (a)
|
Total Hutang (b)
|
Debt To Equity
Ratio (c) = b : a
|
Debt to Equity
Ratio (%)
|
2009
|
7,440,367
|
48,493,247
|
6,51
|
65,1%
|
2010
|
11,857,133
|
51,506,526
|
4,34
|
43,4%
|
2011
|
10,667,629
|
57,960,099
|
5,43
|
54,3%
|
Perhitungan
pada Tabel 10 diketahui pada tahun 2009 sebesar 65,1% dan pada tahun 2010
terjadi penurunan nilai pada rasio menjadi 43%. Penurunan nilai rasio ini
disebabkan oleh peningkatan nilai total modal yang lebih besar dari peningkatan
nilai total hutang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada nilai
rasio menjadi 54 % karena menurunnya nilai total modal.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
1. Rasio likuiditas, secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam
keadaan baik,meskipun selama kurun waktu dari tahun 2009 – 2011 berfluktuasi.
Makin tinggi nilai rasio likuiditas, menandakan bahwa keadaan perusahaan berada
dalam kondisi baik atau liquid.
2. Rasio solvabilitas, keadaan perusahaan tahun 2009 - 2011 berada pada
posisi solvable. Hal ini dapat dilihat bahwa keadaan modal perusahaan cukup
untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor.
3. Rasio
profitabilitas secara keseluruhan dari tahun 2009 -2011 keadaan perusahaan
berada dalam posisi baik karena mengalami peningkatan seiring kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan laba dan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar