KELOMPOK 8 :
Nama Kelompok:
- SANIA KARAMAN
- JULISNA HUTAGALUNG
- GUSTIANI PANGESTI
- DEVYANA SETYA PRATIWI
- MARSHA SALSABILA
- NIKEN PERMATA SARI
- NADYA FACHRUNNISA
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah selesai tepat waktu penulisan
makalah ini yang berjudul “perekonomian indonesia tahun 2010 hingga 2015”, ini
bertujuan untuk mengulas kembali peristiwa ekonomi di tahun 2010 hingga 2015. Penulis
menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas.namun berkat bantuan dari rekan-rekan satu
kelompok,serta dosen pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis
berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan bagi pembaca serta semoga menjadi bahan pertimbangan untuk
meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.
BEKASI, 30 MEI 2015
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Susilo
Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY, dilantik sebagai presiden keenam
Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004. SBY juga merupakan presiden
Indonesia yang pertama kali berhasil melaksanakan masa pemerintahannya secara
penuh di masa reformasi ini. Pada masa pemerintahan SBY ini terdapat beberapa
kondisi dan kebijakan yang ditempuh baik dalam bidang ideologi, politik,
ketahanan dan keamanan, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Terpilihnya
Susilo Bambang Yudhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah membuat
babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden
keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf
Kalla yang kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono.
Bersama dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan
agenda reformasi. Program pertama pemerintahan SBY-JK dikenal dengan program
100 hari. Program ini bertujuan memperbaiki sitem ekonomi yang sangat
memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintahan dari unsur KKN,
serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan kejaksaan
agung.
Langkah
tersebut disambut baik oleh masyarakat. Secara umum SBY-JK melakukan
pemeriksaan kepada pejabat yang diduga korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) diberi kebebasan oleh presiden melakukan audit dan pemberantasan korupsi.
Hasilnya telah terjadi pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan
sebanyak 31 orang selama100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam
upaya pemberantasan korupsi. Namun demikian, masih banyak hal yang harus
dievaluasi.
Kondisi
perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh
krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian
Indonesia akan terus bertambah baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi
global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi
pasar finansial, walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan
mampu bertahan. Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif
terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia.Pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis
terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di
Indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang
tidak menentu, SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di
Indonesia.
1.2
Rumusan masalah
1.
Bagaimana masa pemerintahan SBY?
2.
Bagaimana kondisi dan kebijakan SBY?
3.
Kelebihan dan kelemahan pemerintahan
SBY?
1.3
Tujuan masalah
1.
Menjelaskan masa pemerintahanSBY
2.
Menjelaskan kondisi dan kebijakan
SBY
3.
Menjelaskan kelebihan dan kelemahan
SBY
4.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah ini
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Profil
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Jend. TNI ( Purn.) Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949,umur 62
tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia,
bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih
dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil melanjutkan
pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil
Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai,
Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang
menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk
periode kedua.Yudhoyono yang dipanggil “Sus” oleh orang tuanya dan populer
dengan panggilan “SBY”, melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang pensiunan
militer.
Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang
Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada
tahun 1999 dan
tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang
Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September 2000. Pada
Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya
menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat
Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945. Dalam
kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herrawati yang
merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD (kini Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI)
pada tahun1965.
1.
Pemerintahan
Indonesia Bersatu Jilid I Era Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla
(2004-2009).
Langkah
Presiden SBY untuk merangkul Parpol-parpol yang kalah dalam Pemilu 2009 adalah
bagian dari kebijakan Soft Power, atau kebijakan untuk bergotong-royong dalam
membangun bangsa dan negara. Ini serupa dengan Kabinet Gotong-Royong di masa
lalu. Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan gotong royong
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang
dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi terutama disebabkan oleh masih
tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam negeri.
b.
Dalam hal ekspor, sejak 2000, nilai
ekspor non-migas Indonesia terus merosot dari 62,1 miliar dollar AS menjadi
56,3 miliar dollar As tahun 2001, dan tahun 2002 menjadi 42,56 miliar dollar
AS.
Kabinet Indonesia Bersatu merupakan kabinet
pemerintahan Indonesia yang dibagi menjadi Kabinet Indonesia bersatu jilid I
dan II .kabinet Indonesia bersatu jilid I yaitu merupakan bentuk pemerintahan
yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 – 2009) dan presiden yang pertama
kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di Indonesia sedangkan
kabinet Indonesia bersatu jilid II dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang
Yudoyono dan wakil Presidennya Dr. Boediono yang merupakan bentuk pemerintahan
yang ke tujuh pada masa (2009-2014). Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata
lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga
minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan
kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan
kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi
masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk
meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur
massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing
dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya
Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk
menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang
selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor
asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika
semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja
juga akan bertambah. Selain itu, pada periode ini pemerintah melaksanakan
beberapa program baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat kecil
diantaranya PNPM Mandiri dan Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini
berjalan sesuai dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan
disana-sini.
Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia
melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini,
maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan
kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri
kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara
penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari
35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret
2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran
kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka
menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada
turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga
menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena
inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya
mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri
masih kurang kondusif.
Namun, selama masa pemerintahan SBY, perekonomian
Indonesia memang berada pada masa keemasannya. Indikator yang cukup menyita
perhatian adalah inflasi. Sejak tahun 2005-2009, inflasi berhasil ditekan pada
single digit. Dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi 6,96% pada tahun 2009.
Tagline strategi pembangunan ekonomi SBY yang berbunyi pro-poor, pro-job, dan
pro growth (dan kemudian ditambahkan dengan pro environment) benar-benar
diwujudkan dengan turunnya angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005,
menjadi 31,02 juta orang pada 2010. Artinya, hampir sebanyak 6 juta orang telah
lepas dari jerat kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun. Ini tentu hanya imbas dari
strategi SBY yang pro growth yang mendorong pertumbuhan PDB.
Imbas dari pertumbuhan PDB yang berkelanjutan adalah
peningkatan konsumsi masyarakat yang memberikan efek pada peningkatan kapasitas
produksi di sector riil yang tentu saja banyak membuka lapangan kerja
baru. Memasuki tahun ke dua masa jabatannya, SBY hadir dengan terobosan
pembangunannya berupa master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3 EI). Melalui langkah MP3EI, percepatan pembangunan ekonomi akan
dapat menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan
pendapatan perkapita antara UsS 14.250-USS 15.500, dengan nilai total
perekonomian (PDB) berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun.
2.
Pemerintahan
Indonesia Bersatu Jilid II Era Susilo Bambang Yudiono dan Boediono (2009-2014)
Pada periode
ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat kebijakan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
1.
BI rate
2.
Nilai tukar
3.
Operasi moneter
4.
Kebijakan makro prudensial untuk
pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.
Dengan kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan
pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh
pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hampir tujuh tahun
sudah ekonomi Indonesia di tangan kepemimpinan Presiden SBY dan selama itu pula
perekonomian Indonesia boleh dibilang tengah berada pada masa keemasannya.
Beberapa pengamat ekonomi bahkan berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia
sekarang pantas disejajarkan dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia
yang terkenal dengan nama BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China).
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin
membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara
superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru
mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009. Gemilangnya
fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia internasional dengan menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya
yang sangat terasa adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor
tertingginya sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan
banyak pengamat yang meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus
level 4000.
Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar
di dunia. “Tujuan kami adalah untuk menduduki 10 besar. Kami sangat optimistis
karena IMF pun memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan Australia dalam
waktu kurang dari satu dekade ke depan,” tutur SBY dalam sebuah acara, banyak
sekali masalah masalah penting di jaman pemerintah jilid I dan II yang hilang
begitu saja tanpa tau akhir inti dan akar kemana permasalahan itu berawal pada Pemerintahan
Indonesia Jilid I maupun jilid II bagaimanapun kebijakan, menteri dan lain
sebagainya kita sebagai masyarakat hanya mengharapkan pemerintah dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada
meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia yang saat ini masih tidak ada
perkembangannya.
2.2
Masa
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat
dibagi menjadi dua masa, yaitu masa pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono. Pemerintahan
SBY-JK berlangsung pada tahun 2004-2009. Dalam pemerintahan ini, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Jusuf Kalla mencetuskan visi dan
misi sebagai berikut:
Visi :
1.
Terwujudnya kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.
2.
Terwujudnya masyarakat, bangsa dan
negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak-hak asasi manusia.
3.
Terwujudnya perekonomian yang mampu
menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan
pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Misi :
1.
Mewujudkan Indonesia yang aman damai
2.
Mewujudkan Indonesia yang adil dan
demokratis
3.
Mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
Pemerintahan SBY-Boediono berlangsung dari
tahun 2009 sampai sekarang. Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bersama wakilnya, Boediono mencetuskan visi dan misi sebagai berikut
:
Visi :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR
1.
Melanjutkan Pembangunan Menuju
Indonesia yang Sejahtera.
2.
Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3.
Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua
Bidang
Misi :
MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI DAN
MELETAKKAN FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.
1.
Melanjutkan Pembangunan Ekonomi
Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
- Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan
Good Corporate Governance.
- Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang
yang cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.
- Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu
dan memberantas korupsi.
- Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari
negara-negara lain, maka Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah
pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa.
2.3
Kondisi dan
Kebijakan
1.
Ideologi
Masa pemerintahan SBY lebih dipermudah akibat
kebijakan Soeharto yang meredam pengaruh ideologi, sehingga ketika SBY
menjabat, pertarungan ideologi tidak sebagus dari yang dahulu, meskipun masih
cukup signifikan. Menyadari kesalahan pendahulunya, SBY menyatakan partainya
sebagai partai tengah, yakni nasionalis-religius. Dengan demikian, SBY
tidak membangun kekuatan baru, namun meletakkan dirinya dalam posisi anetrl,
tidak memihak ideologi manapun. SBY melalui partainya pun mengajak
partai-partai lain baik Nasionalis maupun Islam untuk berkoalisi. Melalui
pidatonya, SBY menggunakan kata-kata sedemikian rupa sehingga tidak
menyinggung kekuatan manapun, meskipun hal tersebut menyebabkan publik
kurang memahami maksud dari SBY. Karena memposisikan dirinya seperti itu, SBY
pun dikritik sebagai sosok yang peragu dan tidak tegas”.
Presiden SBY menyampaikan sambutan peresmian Pusdik
Pancasila dan Konstitusi MK di Cisarua,
Bogor, Jabar, Selasa (26/2) pagi.Walaupun Pancasila menjadi opsi terbaik
bagi permasalahan bangsa, namun Pancasila tidak boleh disakralkan dan didogmakan.
“Tetaplah harus kita jaga menjadi open and living ideology. Mari kita
dengan teguh dan cerdas dan yakin diri untuk memaknai dan memposisikan
Pancasila seperti itu,” ujar Presiden SBY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyampaikan hal ini saat meresmikan Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi
Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia, di Desa Tugu Selatan, Cisarua,
Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/2) pagi. Dengan adanya Pusdik Pancasila dan
Konstitusi MK, Presiden SBY mengajak agar pendidikan Pancasila dilakukan dengan
semangat untuk menjaga relevansi dan aktualisasi Pancasila sebagai ideologi
yang hidup dan terbuka. Sebelumnya, SBY mengatakan bahwa sebenarnya
Pancasila digali dan lahir di Indonesia sebagai alternatif tehadap ideologi
dunia yang berbenturan.“Dengan di satu ujung ada kapitalisme, liberalisme, di
ujung lainnya ada marxisme, sosialisme, dan komunisme. Meskipun ada spektrum
dan varian tetapi masyarakat dunia mengenal inilah ekstrim kubu dari ideologi
yang hadir di dunia. Pancasila justru hadir sebagai the third way,” SBY
menjelaskan. Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa, lanjut
Presiden, adalah sesuatu yang berbeda dengan ideologi lain. “Dengan
berakhirnya Perang Dingin memang ada perubahan bangsa-bangsa yang menganut ekstrim
ideologi marxisme, komuinisme, dan sosialisme yang menganut command economy,”
Presiden menambahkan. Ketika dunia terkena krisis ekonomi dan terbentuk G20,
dunia yang didasarkan liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme juga gagal
menjawab tantangan global bahkan menimbulkan permasalahan baru. “Kedua ekstrim
ideologi ini telah mendapatkan koreksi dari sejarah,” SBY mengingatkan.
Indonesia selamat dari krisis ekonomi global sekarang
ini karena sebenarnya kita memilih jalan yang berbeda, tidak masuk pada
kutub-kutub ideologi seperti itu tapi kita menemukan jalan dan cara kita
sendiri yang sebenarnya berakar, mengalir, dan dijiwai oleh Pancasila dan semua
nilai yang terkandung dan dijalankan di negeri ini,” ujar Presiden SBY.
2.
Politik
Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan
oleh SBY, yaitu Partai Demokrat, meraih 7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004,
tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai
presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla. Dalam masa
kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau didukung oleh koalisi dari Partai
Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia, dan Partai Bulan Bintang. Kemudian di pemilu 2009, SBY kembali
menjadi calon presiden bersama pasangan barunya yaitu Boediono dan kembali
terpilih sebagai presiden Indonesia.Dalam pemerintahan SBY ini, melakukan
beberapa kebijakan politik diantaranya:
1.
Pembentukan Kabinet Bersatu
Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY
membentuk Kabinet Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan
Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden
Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan
masa baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden
Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah
melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden
melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.
2.
Pembentukan Kabinet Bersatu jilid II
Pada periode kepemimpinannya yang kedua, SBY membentuk
Kabinet Indonesia Bersatu II yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia
pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono.
Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono
pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi
di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB)
ditambah Partai Golkar yang
bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta
kalangan profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh
Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan
dilantik sehari setelahnya.Pada 19 Mei 2010, Presiden
SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18 Oktober 2011,
Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa
wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan
di dalam kabinet.
3.
Menganut konsep Trias Politika
Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini
banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah,
kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan
politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda.
Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah,
pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan
Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif
adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga
yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan,
menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi
bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.
Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang
berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang,
terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan
mekanisme check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun
demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya serupa, mulus
atau tanpa halangan.
Konsep Trias Politika (Eksekutif, Legislatif,
Yudikatif) pada masa pemerintahan SBY mengalami perubahan progresif, dimana
konsep tersebut berusaha menempatkan posisinya berdasarkan prinsip structural
Sistem Politik Indonesia, yakni berdasarkan kedaulatan rakyat. Pada masa
pemerintahan SBY, hal tersebut benar-benar terimplementasikan, dimana rakyat bisa
memilih secara langsung calon wakil rakyat melalui Pemilu untuk memilih anggota
dewan legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit eksekutif, sekalipun untuk
elit yudikatif, pemilihannya masih dilakukan oleh DPR dengan pertimbangan
presiden.
4.
Sistem Kepartaian
Di Indonesia sendiri, selama masa pemerintahan SBY di
tahun 2004-2009, sistem kepartaian mengalami perubahan yang signifikan, dimana
partai politik bebas untuk didirikan asalkan sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang berlaku, serta tidak menyimpang dari hakikat pancasila secara
universal. Masyarakat Indonesia pun dapat memilih calon wakil rakyat pilihan
mereka secara langsung, hal tersebut tentu menunjukan apresiasi negara terhadap
hak dasar bangsa secara universal dalam konteks pembentukan negara yang
demokratis.
5.
Politik Pencitraan
Politik pencitraan merupakan salah satu senjata ampuh
yang digunakan para pemimpin negara untuk mengambil hati rakyatnya. Pola
politik pencitraan tentu digunakan oleh hampir semua pemimpin negara di dunia,
termasuk Presiden SBY. Selaku pemimpin negara, ia tentu harus membentuk citra
dirinya sebaik mungkin demi menjaga imej baiknya di mata masyarakat Indonesia.
Dalam melakukan politik pencitraan tersebut, Presiden SBY melakukanya dengan
beberapa hal, yang terbagi dalam konteks internal dan konteks eksternal.
Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY
dilakukan dengan menggunakan kapabilitas internalnya, yakni dengan kapabilitas
retorika atau kemampuan berbicara di depan umum. Dari lima jenis retorika yang
dikemukakan Aristoteles, Presiden SBY dinilai mengimplementasikan Retorika tipe
Elucotio, dimana pembicara memilih kata-kata dan bahasa yang tepat
sebagai alat pengemas pesanya ketika berbicara di depan umum. Selain hal
tersebut, konteks internal disini berkaitan dengan sikap bijak, kalem, dan
legowo yang ditunjukan Presiden SBY kepada masyarakat, dimana hal tersebut
tentunya dapat berimplikasi terhadap penarikat rasa simpatik masyarakat itu
sendiri.
Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY
dilakukan dengan beragam aspek, salah satunya adalah kampanye, dan introduksi
prestasi positif SBY selama memerintah Indonesia. Hal tersebut tentu dapat
memicu ketertarikan rakyat Indonesia akan keberhasilan SBY dan menjadi simpatik
atasnya.
6.
Politik Luar Negeri
SBY berusaha memantapkan politik luar negeri Indonesia
dengan cara meningkatkan kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas
diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Baru-baru
ini Indonesia berani mengambil sikap sebagai satu-satunya negara anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB yang bersikap abstain ketika semua negara lainnya
memberikan dukungan untuk memberi sanksi pada Iran.
SBY telah berhasil mengubah citra Indonesia dan
menarik investasi asing dengan menjalin berbagai kerjasama dengan banyak negara
pada masa pemerintahannya, antara lain dengan Jepang. Perubahan-perubahan
global pun dijadikannya sebagai peluang. Politik luar negeri Indonesia di masa
pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi lautan bergelombang’,
bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai
insiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah. Ciri
politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu :
1.
Terbentuknya kemitraan-kemitraan
strategis dengan negara-negara lain (Jepang, China, India, dll).
2.
Terdapat kemampuan beradaptasi
Indonesia terhadap perubahan-perubahan domestik dan
perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri
(internasional).
3.
Bersifat pragmatis kreatif dan
oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan dengan siapa saja (baik
negara, organisasi internasional, ataupun perusahaan multinasional) yang
bersedia membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
4.
Konsep TRUST, yaitu membangun
kepercayaan terhadap dunia Internasional. Prinsip-prinsip dalam konsep
TRUST adalah unity, harmony, security, leadership, prosperity. Prinsip-prinsip dalam konsep
TRUST inilah yang menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia di
tahun 2008 dan selanjutnya.
2.4
Ketahanan
dan Keamanan
Ukuran keberhasilan atau kegagalan menjadi sangat
penting dalam mengevaluasi Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Disatu pihak,
kedudukan Presiden SBY, memiliki legitimasi dan kredibilitas yang cukup tinggi.
Dipihak lain, Presiden SBY telah berupaya merealisasikan sebagian janji-janji
dalam berbagai program pembangunan nasional.
1. KEBERHASILAN
a.
Dalam ketahanan dan keamanan,
keberanian menyeret sebagian koruptor-koruptor, baik pejabat pemerintah di
daerah maupun di pusat terhadap lembaga legislatif dan eksekutif telah
dilakukan. Perang melawan korupsi dalam kabinet SBY terlihat jelas dan
menggembirakan. Instrumen hukum UU No.31/1999 tentang Korupsi, UU No.36/2003
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Instrumen presiden 2005, tentang Tim
Pemberantas Korupsi (Timtas-TIPIKOR) yang memiliki kewenangan luar biasa.
Sebagai satu contoh, Gubernur Aceh, Abdullah Puteh dihukum 10 tahun adalah
bukti komitmen tersebut.
b.
Kesungguhan penegakan keamanan dan
ketahanan itu, juga bisa terlihat atas keberhasilan penandatanganan MoU antara
pemerintah RI dengan GAM, 15 Agustus 2005 di Helsinki. Meskipun MoU tidak
sederajat dengan Perjanjian Internasional, praktek di lapangan telah
memperlihatkan kedua pihak mematuhinya. Pemusnahan senjata oleh GAM dengan
pengawasan Aceh Mission Monitoring (AMM) terus dilaksanakan. Pemberlakuan
amnesti terhadap tahanan praktek juga telah dilakukan. Ribuan TNI non-organik
sebagian telah dikembalikan dari Aceh ke daerah masing-masing. Akibat
penandatanganan MoU situasi keamanan, kedamaian dan masyarakat Aceh telah
pulih. Keberhasilan ini mustahil dapat dicapai sekiranya kedua belah pihak
tidak memiliki komitmen. Telah lama TNI bercokol di Aceh dan jelas-jelas
kebijakan tersebut kontra produktif terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM
secara internasional dan nasional.
c.
Masalah politik dan keamanan cukup
stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan keberhasilan pilkada Aceh menjadi
catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang
pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia.Tetapi malah
mengubah arah demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.
2. KEGAGALAN
a.
Pada masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono 2004-2009, pemerintah dan DPR tidak berhasil menetapkan satu
pun undang-undang bidang pertahanan nasional.
b.
Pertahanan
dan keamanan yang terasa masih menjadi nilai raport merah SBY
adalah rendahnya komitmen mereka terhadap penciptaan sistem keamanan
masyarakat. Tragedi Bom Bali II 1 Oktober (jatuh pada hari Kesaktian Pancasila)
yang diklaim oleh Wapres Yusuf Kalla sebagai kecolongan tidak terbantahkan.
Sebelumnya juga teror bom di Tentena Poso di wilayah tentara Sulawesi Tengah
bukti kegagalan tersebut. Sementara Dr. Azhari dan Nurdin Top juga tidak akan
tertangkap jika cara kerja aparat penegak hukum tidak professional.
Kita percaya, sistem hukum terpadu tentang pencegahan
dan penanggulangan terorisme diperlukan, tetapi kejahatan teorisme juga belum
tentu akan berkurang. Sejatinya UU NO.15/2003, tentang Tindak Pidana Terorisme
sesungguhnya tidak memadai. Untuk itu Presiden SBY perlu mengusulkan UU
Keamanan dan Intelejen Nasional cukup proporsional dan tepat momennya. Tiadanya
institusi yang kredibel dalam mengkoordinasikan berbagai aparat pemerintah dan
penegak hukum dalam menanggulangi terorisme menyisakan soal ancaman keamanan
sebagai masalah utama. Namun, tidak salah jika kita menengok Amerika, Malaysia
dan Singapore. Terlindunginya masyarakat dari rasa aman, tentram merupakan
segi-segi positif dari adanya instrumen hukum tersebut. Kinerja aparat keamanan
khusunya dalam pencegahan terorisme perlu ditingkatkan melalui para TNI-POLRI
dan Intelejen tanpa harus menaksirkan KOTER. Validitas Keppres tentang
kebijakan menaikkan BBM 100% oleh pemerintah secara sepihak hanya logis dalam
tatanan kepentingan ekonomi nasional. Namun, kenaikan BBM yang dibarengi oleh
kenaikan harga-harga bahan pokok itu artinya justru menyengsarakan masyarakat.
Sampai saat ini, pemerintah belum mampu memperlihatkan upaya untuk meningkatkan
kemampuan daya beli masyarakat melalui jumlah pengangguran.
Kegagalan pemerintah SBY dalam menciptakan rasa aman
dan tentram masyarakat tak terhindarkan melalui pembagian kompensasi BBM
sebesar Rp 300.000 KK per bulan terhadap masyarakat miskin. Kenaikan itu
menjadi tidak berarti, mengingat harga bahan pokok menjadi naik pula. Lagi
pula, kenaikan harga BBM sungguh telah memicu kegelisahan masyarakat. Memang
niat memberikan kompensasi BBM terhadap orang-orang miskin tidak diragukan
nilai baik dan manfaatnya. Akan tetapi, upaya untuk mensejahterakan masyarakat
sesuai pasal 33 dan 34 UUD 1945 menjadi tidak kena sasaran bilaman tidak
dipersiapkan secara matang.
Bukti lemahnya persiapan itu tidak sekedar ditentukan
oleh rumusan kemiskinan dan data-data yang akurat di lapangan. Tapi juga
dampak-dampak negatif dari pemberian uang tunai tidak menjamin sama sekali.
Bencana sosial ini tampak dalam penderitaan dan kesengsaraan masyarakat miskin.
Sampai saat ni tidak kurang dari empat orang tewas dalam prosespengambilan
kompensasi BBM. Beberapa kepala desa dan kepala RT yang juga tewas ditusuk dan
juga bunuh diri. Jika disana puluhan penegak hukum dalam konteks pemberantasan
korupasi, terorisme dan mensejahterakan masyarakat. Dengan kata lain, nilai
raport merah SBY-YK tidak akan berubah jika dikemudian hari tidak mengalami
perubahan.
1.
Reformasi Sektor Pertahanan dan
Keamanan selama kurang lebih tujuh tahun diIndonesia meski mengalami kemajuan
yang relative baik, tapi masih membutuhkan kerja-kerja politik yang serius bagi
proses SSR yang lebih baik. Masalah oportunisme elit sipil dan penolakan dari
internal masing-masing lembaga sektor keamanan dan pertahanan tersebut masih
mendominasi permasalahan bagi penguatan negara demnokratis, dan profesionalisme
lembaga-lembaga tersebut. Setidaknya bila kita mengacu pada tiga kerangka
peran, yakni: sektor pertahanan dan keamanan, sektor sosial-politik, dan sektor
ekonomi, dapat dilihat bagaimana perjalanan SSR di Indonesia berjalan
tertatih-tatih. Dari ketiga kerangka peran tersebut, lembaga-lembaga sektor
pertahanan dan keamanan masih masih dilingkupi oleh ketiga kerangka peran
tersebut. Artinya masih belum profesional dalam merumuskan peran masing-masing,
meski sudah merevisi doktrin. Masih ada yang harus dipertegas pada peran dan
fungsi dari masing-masing lembaga. Salah satunya misalnya penempatan TNI dan
Polri yang belum pas dalam struktur pemerintahan. Apakah di bawah atau di dalam
Departemen Pertahanan untuk TNI, atau apakah di bawah Presiden, masuk ke salah
satu departemen, atau bahkan menjadi departemen tersendiri.
2.
Ketidaktegasan dan konsistenan
inilah yang menyebabkan banyak sekali cela bagi TNI, Polri, maupun lembaga
intelejen melalui perundang-undangan yang dihasilkan untuk melakukan kerja atau
fungsi-fungsi di luar kewajibannya.
Hal lain yang
juga menjadi perhatian adalah buruknya konsepsi strategis pertahanan dan
keamanan, sehingga dalam konsepsi operasional pun juga mengalami kendala yang
relatif serius. Apalagi reformasi kultural di ketiga lembaga tersebut belum
berubah. Masih menggunakan mindset lama, sehingga menghambat langkah dan jalan
bagi suksesnya reformasi sektor pertahanan dan keamanan di Indonesia.
1.
Penegakan hukum berjalan di tempat.
Kasus-kasus besar selalu diakhiri dengan drama transaksional. Bahkan tebang
pilih menjadi gaya penegakan hukum pemerintah di bawah komando SBY. Kegagalan
itu diwakili Kementerian Hukum dan HAM dalam pembebasan 29 napi koruptor atas
nama remisi (HUT RI dan Lebaran).
- Sektor kelautan juga dinilai masih banyak terjadi
pencurian-pencurian sumber daya alam Indonesia seperti ilegal fishing.
- Rasa aman dan damai makin jauh di tengah
tingginya pelanggaran HAM, kekerasan, perusakan lingkungan hidup, serta
hukum yang tidak berdaulat.
- Pemerintahan SBY-Boediono gagal melakukan agenda
reformasi peradilan militer melalui Revisi Undang-undang No. 31 Tahun
1997. Pemerintahan SBY tidak memiliki niatan dan upaya sungguh-sungguh
untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas di sector keamanan.
- SBY dianggap lamban menyikapi kisruh KPK vs
Polri. SBY baru mau turun setelah rakyat mendesak. Selain itu, menurut
mereka, kebijakan ekonomi yang dilegitimasi SBY juga dinilai berpihak pada
kepentingan kapital, kebijakan energi nasional mengesampingkan aspek
kemandirian, skandal bailout Bank Century yang tak kunjung selesai, penegakkan
supremasi hukum, serta gagalnya SBY mewujudkan Indonesia sebagai rumah
yang aman bagi masyarakatnya.
- Pemerintah SBY juga telah gagal melindungi
kekayaan rakyat berupa minyak dan gas bumi, barang tambang maupun yang
lainnya tidak banyak dinikmati oleh rakyat, tapi oleh segelintir orang,
termasuk pihak asing melalui regulasi dan kebijakan yang tidak pro rakyat.
Pemerintah SBY juga gagal memberantas korupsi dan mafia hukum. Iironinya
banyak dilakukan oleh para pejabat yang berlangsung makin massif dan sistemik.
Sekitar 148 kepala daerah sekarang ini jadi tersangka korupsi, dan
diantaranya adalah 17 Gubernur. Kasus korupsi melahirkan korupsi baru
melalui mafia hukum yang bisa mengatur Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman
dan pengacara. Itulah yang membuat banyak kasus korupsi yang tidak
terungkap. Kasus skandal Bank Century atau mafia Perpajakan adalah salah
satunya.
2.5
Ekonomi
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah
mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak
(BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi
bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan
yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank
Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan
biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY
mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh
pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang
terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. anak Indonesia (BI) memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan
meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek ekonomi
Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara itu, pemulihan
ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal
perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan
IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan
masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian
Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin
fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam
lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia
mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama,
pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat
secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang
tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang
pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat
pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif
lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata
pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%.
Tetapi, dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya
sekitar 7%, kinerja pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan.
Pertumbuhan ekonomi era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka
9,9%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun
menjadi 6,4%, angka yang mendekati target 6,6%.
Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan
sebelumnya Maret 2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun
berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam
menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena lonjakan harga minyak dunia.
Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong tingkat inflasi Oktober 2005
mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun
2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY).
Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan
harga bahan makanan 18%.Core inflation pun naik menjadi 9,4%, yang
menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas moneter
menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang mencapai dua digit ini jauh
melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai
bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi 17,92%, bandingkan dengan Februari
2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%.
Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga
simpanan di dunia perbankan Data Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009
(Naik)
Harga
|
2004
|
2009
|
Catatan
|
Minyak Mentah Dunia / barel
|
~ USD 40
|
~ USD 45
|
Harga hampir sama
|
Premium
|
Rp 1810
|
Rp 4500
|
Naik 249%
|
Minyak Solar
|
Rp 1890
|
Rp 4500
|
Naik 238%
|
Minyak Tanah
|
Rp 700
|
Rp 2500
|
Naik 370%
|
Dengan
kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel, namun harga
jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800
per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot harus
mensubsidi setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh
ironis ditengah kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap
liter solar yang dibelinya kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global,
pemerintah bahkan memperoleh keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan
solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat dilupakan.
Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat miskin dengan
menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah
tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah.
Berdasarkan
janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat, pemerintah
SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan
ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya
mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa
(inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah
gagal mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh
Demokrat di bidang ekonomi.
Pertumbuhan
|
Janji Target
|
Realisasi
|
Keterangan
|
2004
|
ND
|
5.1%
|
|
2005
|
5.6%
|
Tercapai
|
|
2006
|
6.1%
|
5.5%
|
Tidak tercapai
|
2007
|
6.7%
|
6.3%
|
Tidak tercapai
|
2008
|
7.2%
|
Tidak tercapai
|
|
2009
|
7.6%
|
~5.0%
|
Tidak tercapai *
|
Tingkat Inflasi 2004-2009 (Naik)
Secara
alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan
berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka pertumbuhan
ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun2 kali lebih besar
dari pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi
|
Janji Target
|
Fakta
|
Catatan Pencapaian
|
2004
|
6.4%
|
||
2005
|
7.0%
|
17.1%
|
Gagal
|
2006
|
5.5%
|
6.6%
|
Gagal
|
2007
|
5.0%
|
6.6%
|
Gagal
|
2008
|
4.0%
|
11.0%
|
Gagal
|
Selama 4
tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu mengendalikan
harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam kampanye dan RPM
yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008).
Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi
rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi
200% dari target semula.
Jumlah Penduduk Miskin
Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan
target berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6
persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada
tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari
9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada
tahun 2009.
Penduduk Miskin
|
Jumlah
|
Persentase
|
Catatan
|
2004
|
36.1 juta
|
16.6%
|
|
2005
|
35.1 juta
|
16.0%
|
Februari 2005
|
2006
|
39.3 juta
|
17.8%
|
Maret 2006
|
2007
|
37.2 juta
|
16.6%
|
Maret 2007
|
2008
|
35.0 juta
|
15.4%
|
Maret 2008
|
2009
|
8.2% ????
|
Koalisi
Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut
merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
·
Koalisi terdiri dari
1.
Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran Perkumpulan Prakarsa
2.
Perhimpunan
Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M)
3.
Gerakan
Antipemiskinan Rakyat Indonesia
4.
Lembaga
Advokasi Pendidikan Anak Marginal
5.
Pusat
Telaah dan Informasi Regional
6.
Asosiasi
pendamping Perempuan Usaha Kecil dan
7.
Publish
What You Pay
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai
Januari 2009 meningkat 31 persen dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada
Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Janusari 2009
sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun. Apabila pada tahun 2004,
utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per
kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini adalah rezim
anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada
tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto.
Namun, sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen
dari PDB.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia
masih memerlukan banyak perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini
merupakan hasil dari visi dan perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan
hal-hal lain yang akan terjadi dalam pemerintahan yang akan berjalan untuk
beberapa tahun ke depan lagi.
2.6
Sosial
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon,
Sampit dan juga di Aceh.Pada masa pemerintahan ini, kehidupan masyarakat mulai
menuju kepada kehidupan individualis yang mengutamakan kepentingan individu. Hal
ini dapat dilihat dengan kurangnya sosialisasi antarwarga di perkotaan. Arus
urbanisasi juga semakin marak. Namun pemerintah tidak lagi mencanangkan
transmigrasi. Di pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-undang mengenai
pornografi dan pornoaksi. Namun usaha ini tidak disertai dengan penegakan hukum
yang baik sehingga tidak terealisasi. Meski konflik di beberapa daerah telah
diredam, namun kembali muncul berbagai konflik lagi seperti di Makassar. Bahkan
baru-baru ini terjadi tawuran antar-SMA di Jakarta yang membawa korban para
pejuang jurnalistik.
2.7
Budaya
Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY
terlihat jelas kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli
Indonesia yang diklaim oleh pemerintah negara lain. Contohnya sebagai berikut :
Namun di
masa ini, terdapat keberhasilan dengan pengakuan dari UNESCO bahwa batik
Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.
- D.
Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan SBY
Kelebihan
- Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009),
pertama kali sepanjang sejarah.
- Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada
tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah orde baru.
- Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar,
tertinggi sepanjang sejarah.
- Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus
turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
- Pelunasan utang IMF.
- Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti:
BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan
yang secara otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
- Pemberantasan korupsi.
- Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004
menjadi 8,5% pada tahun 2008.
- Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun
2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di
tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang
terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
- perekonomian Indonesia mampu bertahan dari
ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa
Kelemahan
- Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia
yaitu mencapai Rp. 6.000.
- jumlah utang negara tertinggi sepanjang
sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun
per 31 Maret 2009. Inilah pembengkakan utang terbesar sepanjang sejarah.
- tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar
biasa tinggi. Mencapai sebesar 15% pada tahun 2006 .menunjukkan suatu
penghamburan yang signifikan atas sumber daya public.
- Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya
hanya banyak berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan
oleh bencana alam stunami pada tahun 2004.
- Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka
pengangguran dan kemiskinan di negeri ini.
- Bencana alam yang sering terjadi di
indonesia membuat para investor asing enggan berinvestasi dengan alasan
tidak aman dan masalah century
BAB 3
ISI
ISI
KONDISI
PEREKONOMIAN
INDONESIA
PADA MASA PEMERINTAHAN SBY
A.
Kondisi Perekonomian
Semasa Pemerintahan SBY
Kondisi
perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010, seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh
krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian
Indonesia akan terus bertambah baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi
global yang sedang bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi
pasar finansial, walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan
mampu bertahan.
Sementara itu, pemulihan
ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal
perekonomian Indonesia. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi
dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil
menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Salah satu penyebab utama kesuksesan
perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus
pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara. Perkembangan
yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan
terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain
masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh
seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan
vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan.
Pada
pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara
Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan
langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan
sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan
menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara
Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam
perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai
saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk
menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Bank
Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6
persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian
prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Tingkat pertumbuhan ekonomi
periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik
dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto
(1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja
Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja
pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era
Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata
pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka
yang mendekati target 6,6%
Kebijakan menaikkan harga
BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret 2005, ternyata berimbas pada situasi
perekonomian tahun-tahun berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan
harga BBM dalam menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena lonjakan harga
minyak dunia. Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong tingkat inflasi
Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak tingkat inflasi bulanan
selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005
(YoY). Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40%
dan harga bahan makanan 18%.Core inflation pun
naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai
pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang
mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005
sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi
17,92%, bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY)
yang hanya 4,6%.
Efek inflasi tahun 2005
cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
yang menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia perbankan.
Data Harga Bahan Bakar
Minyak 2004 vs 2009 (Naik)
Harga
|
2004
|
2009
|
Catatan
|
Minyak Mentah Dunia /
barel
|
~ USD 40
|
~ USD 45
|
Harga hampir sama
|
Premium
|
Rp 1810
|
Rp 4500
|
Naik 249%
|
Minyak Solar
|
Rp 1890
|
Rp 4500
|
Naik 238%
|
Minyak Tanah
|
Rp 700
|
Rp 2500
|
Naik 370%
|
Dengan
kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel, namun harga
jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800
per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot harus
mensubsidi setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh
ironis ditengah kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap
liter solar yang dibelinya kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global,
pemerintah bahkan memperoleh keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan
solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat dilupakan.
Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat miskin dengan
menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah
tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah.
Berdasarkan
janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat, pemerintah
SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan
ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya
mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa
(inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah
gagal mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh
Demokrat di bidang ekonomi.
Pertumbuhan
|
Janji
Target
|
Realisasi
|
Keterangan
|
2004
|
ND
|
5.1%
|
|
2005
|
5.6%
|
Tercapai
|
|
2006
|
6.1%
|
5.5%
|
Tidak tercapai
|
2007
|
6.7%
|
6.3%
|
Tidak tercapai
|
2008
|
7.2%
|
Tidak tercapai
|
|
2009
|
7.6%
|
~5.0%
|
Tidak tercapai *
|
Tingkat Inflasi
2004-2009 (Naik)
Secara
umum setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan berhasil
secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka pertumbuhan ekonomi.
Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun 2 kali lebih besar dari
pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi
|
Janji Target
|
Fakta
|
Catatan Pencapaian
|
2004
|
6.4%
|
||
2005
|
7.0%
|
17.1%
|
Gagal
|
2006
|
5.5%
|
6.6%
|
Gagal
|
2007
|
5.0%
|
6.6%
|
Gagal
|
2008
|
4.0%
|
11.0%
|
Gagal
|
Selama
4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu
mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam
kampanye dan RPM yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau
4.9% (2004-2008). Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket
dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga
barang dan jasa melebihi 200% dari target semula
Jumlah Penduduk Miskin
Sasaran
pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target
berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6
persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada
tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari 9,5
persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada
tahun 2009.
Penduduk Miskin
|
Jumlah
|
Persentase
|
Catatan
|
2004
|
36.1 juta
|
16.6%
|
|
2005
|
35.1 juta
|
16.0%
|
Februari 2005
|
2006
|
39.3 juta
|
17.8%
|
Maret 2006
|
2007
|
37.2 juta
|
16.6%
|
Maret 2007
|
2008
|
35.0 juta
|
15.4%
|
Maret 2008
|
2009
|
8.2% ????
|
Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar.
Posisi utang tersebut merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009
meningkat 31 persen dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003
sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Januari 2009 sebesar Rp 1.667
triliun atau naik Rp 392 triliun. Apabila pada tahun 2004, utang per kapita
Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per kapita menjadi
Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini adalah rezim
anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada
tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto.
Namun, sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari
PDB.
Pendidikan merupakan hal mendasar. Pendidikanlah yang menentukan
kualitas sumber daya manusia. Kebijakan dalam bidang pendidikan diterapkan oleh
kepemimpinan SBY. Beberapa diantaranya adalah meningkatkan anggaran pendidikan
menjadi 20% dari keseluruhan APBN. Meneruskan dan mengefektifkan program
rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada periode 2004-2009, sehingga
terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan
menambah prasarana fisik sekolah, serta penggunaan teknologi informatika dalam
proses pengajaran yang akan menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih
efektif dan berkualitas.
Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk
memastikan pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9
tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan di
tingkat SMA.Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan
buku-buku yang berkualitas agar makin mencerdaskan siswa dan membentuk karakter
siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung
jawab, dan suka bekerja keras.Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta
peneliti agar menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu
menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu menularkan kualitas
intelektual yang tinggi, bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya.
Selain program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan
ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program
pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang
diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan pengajaran pada siswa.
Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan
penghasilan kepada guru, dosen, dan para peneliti.Memperluas penerapan dari
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja
penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.Mendorong partisipasi
masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan
tantangan jaman saat ini dan kedepan.
Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas
pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan rendah maupun daerah yang
tertinggal. Pemberiaan program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan Program
Keluarga Harapan (PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga
miskin dengan syarat mereka mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.
A.
Keberhasilan SBY selama
memerintah pada bidang Ekonomi
Saat
membuka Rapat Kerja tentang Pelaksanaan Program Pembangunan 2011 di Jakarta
Convention Center, Senin (10/1/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),
dengan mantap memaparkan 10 capaian (keberhasilan pemerintah pada tahun 2010
tersebut.
1.
Ekonomi terus tumbuh dan
berkembang dengan fundamental yang semakin kuat pada 2010. Hal ini, antara
lain, tercermin dengan indeks harga saham gabungan Indonesia yang terus
membaik, daya saing Indonesia di tingkat dunia yang tinggi, nilai ekspor,
investasi, dan cadangan devisa yang terus membaik.
2.
Sejumlah indikator
kesejahteraan rakyat mengalami kemajuan penting. Dunia memberikan penilaian
pada Top Ten Movers, istilahnya prestasi Indonesia dan 9 negara yang lain di
bidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan penghasilan penduduk kita.
3.
Stabilitas
politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang. Check and balances
antara pemerintah pusat, DPR dan DPRD, berjalan dengan baik. Pelaksanaan pemilu
juga prinsipnya berjalan dengan lancar.
4.
Pemberantasan
korupsi dan penegakan hukum, mencatat sejumlah prestasi. Begitu pula dengan
pemberantasan terorisme dan narkoba.
5.
Terjaga
baiknya keamanan dalam negeri walaupun masih terdapat konflik masyarakat dalam
skala kecil.
6.
Proses
perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di banyak daerah. Hambatan
birokrasi dan iklim investasi serta pelayanan publik di banyak daerah mengalami
kemajuan.
7.
Angka
kemiskinan dan pengangguran terus ditekan meskipun tetap rawan dengan gejolak
perekonomian Indonesia. Presiden meminta pemerintah tetap cekatan dan memiliki
rencana darurat. “Meskipun, dengarkan kata-kata saya, meskipun bisa kita
turunkan kemiskinan dan pengangguran, tetapi tetap rawan terhadap gejolak
perekonomian dunia. Jangan terlambat kita mengantisipasinya, jangan kita tidak
punya rencana kontigensi, dan jangan pula kita tidak cekatan memecahkan masalah
bilamana dampak dari krisis global itu terjadi,” kata Presiden.
8.
Beberapa
indikator ekonomi penting Indonesia mencatat rekor baru dalam sejarah, seperti
income perkapita sekarang sudah tembus 3 ribu dolar AS, lima tahun lalu masih
1.186 dolar AS. Cadangan devisa dulu 36 miliar dolar AS, sekarang 96 miliar
hampir 100 miliar dolar AS. Kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang
tertinggi di dunia, naik 46 perssen. Pendapatan domestik bruto kita meningkat
dan Indonesia kini peringkat 16 ekonomi di dunia.
9.
Makin
baiknya upaya pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah, termasuk
penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)Sedangkan Direktur Tenaga Kerja dan
Pengembangan Kesempatan Kerja Bappenas Rahma Iryanti di Jakarta, Kamis
(7/01/2011) mengungkapkan angka pengangguran 2010 diprediksi turun menjadi 7,6
persen dari kisaran 7,87 persen tahun lalu. Penurunan tersebut seiring dengan
membaiknya kondisi perekonomian.
10. Indonesia makin berperan dalam hubungan
internasional, makin nyata peran kita, baik dalam mengatasi krisis ekonomi
global, dalam hubungan G20, APEC, East Asia Summit, ASEAN, G8 plus, dan
pemeliharan perdamaian dunia. “Kita aktif sekali dalam menjaga ketertiban dan
perdamaian dunia dan juga kerja sama mengatasi perubahan iklim,” tegas
Presiden, sebagaimana dipublikasikan juga di situs resmi Presiden SBY
(presidensby.info)
B.
Penyebab Keberhasilan
Presiden SBY
Salah
satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya
kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan
pengurangan utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir
membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia.
Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan
makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara
menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi
dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih
banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan.
Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan
perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang
BAB 4
PENUTUP
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, terjadi banyak kemajuan di berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan
teknologi dan kebebasan berpendapat. Namun, terdapat beberapa kemunduran juga.
Kita tidak dapat melihat kesuksesan suatu pemerintahan hanya dengan satu
pandangan. Kita harus memandang dari berbagai sisi. Jika dibandingkan dengan
pemerintahan pada masa Orde Baru, memang dalam beberapa bidang terlihat
kemunduran. Tetapi bisa saja hal ini dikarenakan pada masa Orde Baru kebebasan
pers dikekang sehingga bagian buruk pada Orde Baru tidak terlihat. Di masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat diutamakan. Sehingga
pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski begitu, musyawarah mufakat ini
dilakukan untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat dikatakan, pada masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah cukup berkembang dibandingkan masa-masa
sebelumnya dalam hal demokrasi.
2.
Saran
Kami menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan
kesejahteraan rakyat kecil. Karena dari pengamatan kami, rakyat kecil kurang
diperhatikan pemerintah. Meski laju perekonomian Indonesia berkembang
pesat, namun perkembangan itu hanya menguntungkan golongan menengah keatas dan
merugikan rakyat kecil sehingga kesenjangan sosial semakin membentang lebar.Kami
juga menyarankan bagi segenap masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi
dalam pemerintahan dengan memberikan masukan, kritikan, dan dukungan.
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-pertama.
html (Kamis,12 Deesember 2013)
(Kamis, 12
Desember 2013)
3.
http://www.slideshare.net/NisaIchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-makalah (Kamis, 12
Desember 2013)
(Kamis, 12
Desember 2013)
Note: Tugas kelompok ini dibuat untuk memenuhi tugas softskill Perekonomian Indonesia, mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya. semoga dapat bermanfaat untuk pembaca. terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar